Kerja Keras, Kerja Cerdas, dan Kerja
Ikhlas
Jombang,
25 Agustus 2005
Diary…,
Aku tak pernah berharap jadi guru,
aku tak pernah membayangkan jika suatu hari nanti akan jadi guru yang katanya
pahlawan tanpa tanda jasa itu. Sekalipun, aku tak pernah mempunyai angan untuk
jadi guru. Karena, cita-citaku yang sebenarnya adalah menjadi mahasiswa di
UnBra Malang dengan masuk fakultas
pertanian dan jadi Insinyur Pertanian. Tapi mau gimana lagi, aku tak mau
dikatakan sebagai anak durhaka. Ibuku menginginkan aku jadi guru dengan ciri
fisikku yang tak mendukung untuk dihormati jadi guru, kecil dan pendek. Ketika
mau lulus dari kuliah di Surabaya fakultas keguruan, aku memperoleh pesan dari
dosen favoritku, yang mampu merubah cara pandangku sebagai guru saat ini….
Maura
Fairuz Ayu Nina
Hobi
yang dimiliki Nina seperti membaca dan menulis itu membuat Nina saat ini masuk
dan menjalani kuliahnya semester empat di Fakultas Keguruan dan Pendidikan yang
terasa berat untuk dilaluinya, bahkan sia-sia karena tak tertarik sedikitpun
dengan fakultasnya. Meski tidak tertarik dengan Fakultas Keguruan dan
Pendidikan, Nina cukup pintar memilih jurusan yang sesuai dengan kegemarannya
yakni Bahasa dan Sastra Indonesia di Universitas Wijaya Kusuma Surabaya. Jadi,
urusan saat belajar mengajarnya ia masih bisa mengikuti dengan normal dan
santai tentunya.
Saat
menginjak semester keenam, Nina sudah mulai praktik mengajar. Awalnya di depan
teman-temannya sendiri. Setelah itu berlanjut praktik di sekolah-sekolah yang
telah ditentukan oleh guru pembimbing masing-masing di jenjang SMA. Nina yang
tak sedikitpun tertarik jadi guru, praktik mengajar ini merupakan tantangan
tersendiri baginya. Pesan dari dosennya selalu ia ingat dengan baik. “Nin,
ingat, saat masuk kelas pertama, kesan pertama akan menjadi tolak ukur ke depan
sebagai seorang guru, berkesan dan punya kharisma saat di depan siswa..!” Dua
minggu dilaluinya dengan enjoy dan
disaat itu Nina mulai tertarik menjadi guru. Siswa-siswinya terlihat terkesan
dengan penampilan dirinya dan ia berkeyakinan kalau ia mampu menjadi guru yang
disukai para siswa.
Dua
tahun berikutnya Nina diwisuda dan mulai mengabdi sebagai Guru Tidak Tetap di
tiga sekolah sekaligus. Perjalanan hidup yang menyenangkan menurut Nina
pribadi. Di tengah kesibukannya itu, Nina bertemu dengan seorang pria yang
sempat membuat hatinya dag dig dug melebihi ketika menanti pengumuman PMBnya
dulu di Malang.
“Kenapa
aku memikirkannya teruss… kenapa juga jantungku berdegup kencang saat
bersamanyaa ?? Perasaan apa ini ? Masa aku jatuh cinta sama dia ?? Dia sudah
ada yang punya belom yaa ?? Shesar….. nama yang indah J” tanya Nina sambil melamunkan
sosok yang bernama Shesar Aldo Pratama. “Ahh,.. apa sich yang gue omongin
barusan ?? ada-ada sajaa..”sambungnya membuyarkan semua angannya..
Tiba-tiba
ponselnya berdering tanda pesan masuk. Tampak nama si Shesar muncul memenuhi screen ponselnya.
Selamat siang, Bu Nina… :)
sedang apa ini, Bu ?? ( ♥͡▽♥͡ )
Deg..!! Jantung Nina
berdegup kencang lagi. Ternyata bersamanya via SMS membuatnya dag dig dug pula. Entah mengapa Nina dengan sigap
membalas pesan itu.
Iya, siang jua, Pak Shesar..
Ini lagi di kamar saja, Pak.. ada
apa yaa ??
Satu, dua menit kemudian
Shesar membalas pesan dari Nina. Balasan ini benar-benar membuat Nina melongo
kaget, takut kalau saja ia salah baca pesan itu.
ndak apa-apa kok, Bu..cuma pengen sms aja. ( >͡ .̮ Ơ̴͡ )*
kok panggil ‘pak’ sih Bu ?? pdhal
mau bilang *sesuatu* nih..
pengen tau ngga yaa .. ?? (♥͡з♥͡) ada yg
sukaa lhoo sma Bu Nina
Sekali lagi Nina membaca pesan itu. Jungkir balik dia di kamar
tidurnya. Rupa-rupanya mereka sehati. Baru saja dilamunkan oleh Nina, si
Shesarnya sudah mengirim pesan seperti itu. Nina kali ini tak segera membalas
pesan itu dikarenakan hobinya yang menulis, ia bermaksud menuliskan peristiwa
ini ke buku hariannya. Bahagia sekali rasanya, rasa suka, cinta dan sayangnya
tak bertepuk sebelah tangan. Rada GR :D
Oh,
begitu.. trus saya mesti panggil gmana ??
Kan
harus seimbang, kalo pak Shesar panggil saya pake Bu, saya jua hrus panggilnya
pke pak..
Bilang apa
ya, pak Shesar ?? memangnya siapa yg suka sama saya ?? :o
Nina berpura-pura tak mengerti. Apalagi soal
panggilan itu. Nina mencoba menggoda Shesar. Nina melamun lagi. Ia membayangkan
kalau saja nanti sampai berpacaran dengan Shesar. Betapa senangnya dia. Dan ia
berencana langsung mengenalkan Shesar kepada kedua orang tuanya bermaksud
langsung dinikahkan. Lamunan itu pecah seketika saat ponsel Nina berdering
kembali. Shesar membalas pesannya lagi.
panggil mas
aja deh, kalo Bu Nina kan sudah jadi bu guru..hehe ː̗(^▽^)ː̖
apa boleh
kalo saya panggil Nina saja ?? ( >͡ .̮ Ơ̴͡ )*
mau bilang,
kalau….saya mau masuk ke hatinya Bu Nina nih ( ♥͡▽♥͡ )lagii
fallin’ in └ºνє♡
gmana ?? boleh
ngga ? diterima ngga yaa….??
Wooowh…Nina benar-benar melayang dibuatnya.
Shesar pintar juga merayu orang. Sampai bisa membuat Nina klepek-klepek. Siapapun orangnya yang dikirimi pesan seperti itu pasti langsung
jatuh hati.. Ahh, Shesaarrr…….!!! Aku
padamuu…(♥͡ з♥͡) *~♡
Baiklah
mass..ngga apa-apa kok panggil Nina saja..
Jawabnya
nanti saja ya mass, aku mau bersih2 rumah dulu :)
Nina sengaja membuat Shesar mati
penasaran, namun dalam hati ia sungguh bahagia dan meski Shesar dibuat
penasaran, ia yakin kalau Nina akan menerima cintanya. Semua dapat dilihat dari
balasan pesan Nina.
ƪ(‾ε‾)ʃ ƪ(ˇ▿ˇ)ʃ ƪ(‾ε‾“)ʃ ▹(ˇ⌣ˇ)◃ ƪ(˘ε˘")ʃ
Nina telah resmi bertunangan
dengan Shesar. Baru dua bulan berpacaran dan mereka merasa sudah saling cocok,
Shesar serta Nina melangsungkan pertunangannya. Hari-harinya dilalui dengan riang
meski satu dua rintangan menghalau mereka.
Selain mengabdi sebagai seorang
guru, Nina mulai mencoba mengabdikan diri di tempat tinggalnya dengan masuk di
organisasi Karang Taruna. Nina yang cekatan dan teliti dalam segala hal, ia
terpilih sebagai Ketua Karang Taruna selama lima tahun. Dan ia berhasil meraih
prestasi beberapa kali di tempat tinggalnya saat mengikuti lomba atas nama
Karang Taruna yang selalu memperoleh Juara I di bidang pertanian dan
kepemimpinan.
Belum genap satu tahun menjadi
Guru Tidak Tetap, Nina memperoleh informasi bahwa ia diminta untuk mengikuti
pertukaran pemuda ke Negara Jepang. Suatu hal yang tak disangka oleh Nina
sebelumnya, bahkan tak terbayangkan sedikitpun jika ia akan berangkat ke Negeri
Sakura yang terkenal dengan orang-orangnya yang cerdas dan ramah meski terhadap
orang yang baru dikenalnya.
Kenapa
bisa begitu ?? Tentu saja karena prestasi-prestasi gemilangnya tadi. Sebelum
benar-benar bertolak ke Negeri Sakura, Nina mengikuti beberapa seleksi mulai
dari tingkat kecamatan, kabupaten, dan provinsi. Lumayan sulit untuk dilewati
oleh Nina karena peserta yang diseleksi tak cukup ini itu saja, butuh
perjuangan besar untuk menjadi yang terbaik dan bisa terpilih, namun Nina tetap
semangat dan berusaha sebaik mungkin.
Akhirnya……….,
dong..dongg..dongg…..
Nina terpilih juga berangkat ke
Jepang sebagai wakil dari Provinsi Jawa Timur bersama 27 orang dari tiap
provinsi. Horeeee…! :D Sungguh
kebahagian yang berlipat ganda setelah memperoleh sii Shesar sang pujaan
hatinya dan terpilih untuk mengikuti pertukaran pemuda ke Jepang untuk
menjalani study tingkat lanjut. Hal
ini tentu saja dapat mengobati dan mengabulkan cita-cita pertama Nina yang sempat
gagal. Nina memberitahu tentang keberhasilannya itu kepada Shesar via SMS.
Shesaaarrr…….aku
ada kabar baguss nih (ekspresi ala dek Afika) :D
Lagii
seneng bnget aku :)
Shesar yang sedang mengikuti mata
pelajaran Bahasa Jepang di kampusnya kaget dengan getaran ponsel yang ada di
saku celananya. Dengan hati-hati ia keluarkan ponselnya tersebut, tanda pesan
beserta nama Nina saiiang :* tertera
di screen ponselnya itu. Segera ia
membuka pesan dari Nina. Membacanya sambil tersenyum sendiri dan langsung
mengetik balasannya.
kabar
apa sayang ? feelingku mengatakan
kalo kamu hbs dpet undian ya ??
hehe
(∩_∩) bener ngga sayang ?
Nina heran dengan balasan dari
Shesar, hampir benar tebakan feelingnya. Tanpa
pikir panjang, ia membalasnya.
Kok
tau sih kalo dpet undian ? tapi lebih tepatnya sih bukan bntuk undian..
Kamu
tau kan kalo aku ikut seleksi ke Jepang…dan aku terpilih sayaangg……
Tapi
aku harus ninggalin kamu dulu :(
Shesar turut bahagia dengan apa
yang diperoleh Nina meski nantinya ia akan ditinggalkan dan terpaksa harus
menjalani Long Distance Relationship atau
hubungan jarak jauh. Dengan penyakit syndrome
malarindu yang mendera satu sama lain.
wah,
selamaatt yaa sayang… ntar aku kasih surprise
lagi deh buat kamu syang \(≧∇≦)/
ngga
apa2 kok kamu tinggal demi cita2 kamu sayangg, apapun itu yg penting kamu
bahagia..
yg
penting lagii jgn nakal yaa…hehe (^o^)V
Nasib Nina kini sedang di atas,
bahagianya dia memiliki Shesar yang tak hanya sayang dan cinta padanya tapi
juga pengertian. Sungguh pria idaman wanita… Wuihh…maauu… :D
Iyaa,
makasih :) oke dah, kamu lanjutin kuliah kamu dulu gih ..
Aku
ngga mau ganggu..
Saat Shesar dalam perjalanan
menuju rumah Nina untuk memberi ucapan selamat serta surprise lainnya, dengan
kecepatan tinggi tiba-tiba ia menabrak palang pintu kereta beserta kereta
apinya yang tengah melintas di depannya. Tragedi ini membuat Shesar sang pujaan
hati Nina meninggal dunia di tempat. Tuhan sungguh menyayanginya dan memilih
untuk mengambilnya daripada ia harus hidup dengan cacat fisik akibat kecelakaan
itu. Ketika tersiar kabar tentang meninggalnya Shesar, Nina shock.. Hampir
mengalami depresi berat.
“Nina, ada telepon dari rumah
sakit ini…kamu jangan kaget ya, nak…!” kata ibu Nina sambil menyerahkan gagang
telepon dengan raut muka tampak sedih. Ibu Nina menceritakan apa yang baru saja
didengarkan kepada ayah Nina dengan berbisik.
“Iya, halo.. ini saya Nina. Ada
apa, ya ??” ujar Nina merasa aneh.
“Bu Nina, apa ibu mengenal saudara
Shesar Aldo Pratama??” tanya seorang suster di seberang sana.
“Iya, dia tunangan saya. Shesarnya
kenapa, ya ? kok saya dapat telepon dari rumah sakit gini??” mulai gelisah.
“Pak Shesar mengalami kecelakaan,
Bu...”
“Astaghfirullah, terus bagaimana keadaan dia
sekarang ?? Nggak kenapa-napa kan, mbak ??”
“Pak Shesarnyaa……maaf,….beliau
sudah meninggal dunia, Bu...”
Heniiingg….Nina melongo, tak percaya
dengan apa yang baru saja didengarnya. Tiba-tiba…….,
Brruukk….!!!
“Innalillahii…wa innailaihi
roji’un…..Shesaarrr……..” teriak Nina kaget lalu pingsan dan menjatuhkan gagang
telepon yang dipegangnya tadi. Ibu Nina segera menolong Nina, mencoba untuk
menyadarkan Nina dari pingsannya.
“Halo, ini saya ayahnya Nina..
Kira-kira nak Shesarnya berada di rumah sakit mana ini ?” kata ayah Nina
menyambung percakapan telepon yang sempat terputus tadi.
“Iya, pak.. ini di Rumah Sakit
Umum Graha Amerta Surabaya, pak ! kami mohon jenazah pak Shesar segera dibawa
ke rumah duka sebab jenazahnya sudah kami peti kemaskan..”
“Apa ?? di Surabayaa ?? Jauh
sekali.. baiklah, Bu ! saya akan
mengabari keluarganya.. terima kasih, Bu.. Assalamu’alaikum..”
“Iya, bapak.. terima kasih
kembali. Walaikum salam….” kata suster itu mengakiri percakapannya.
Ayah Nina segera menelepon
keluarga Shesar dan memberitahu apa yang terjadi. Ayah Nina juga menanyakan
tentang Shesar yang bisa sampai Surabaya. Ternyata Shesar hendak belanja
sesuatu untuk Nina yang mungkin akan digunakan saat di Jepang nanti. So sweet….
Shesar telah pergi, bersama cinta
dan kasih sayang Nina. Tak ada yang bisa menggantikannya di hati Nina paling
dalam. Hanya cinta kepada kedua orang tuanya dan pekerjaan sajalah yang bisa
membuat Nina mengikhlaskan semuanya. Setelah sadar dari pingsannya, Nina
beserta kedua orang tuanya pergi menuju rumah sakit yang ada di Surabaya. Nina
tak sanggup lagi menahan tangisnya.. Air matanya tumpah ruah mengaliri pipinya.
Ibu Nina mencoba menenangkan Nina sambil berkata, “Sudah, nakk… yang sabarr
yaaa… Shesar sudah tenang di alamnya sana.. Tabahkan hatimu, nak…ibu bisa
merasakan apa yang kamu rasain..” ucap ibu Nina iba melihat keadaan anaknya.
Sementara Nina hanya bisa menangisi kepergian Shesar yang amat sangat disayanginya
itu. Tiba-tiba lagii…
“Harusnya Nina saja yang mati….!!
bukan Shesarr……, Nina ngga perlu pergi ke Jepang segalaaa…..!!! Aku sayang
Shesaarr, Bu…. Nina nggak mau Shesar
ninggalin Ninaa…” teriak Nina sambil meronta-ronta di pelukan ibunya.
“Huuushh, kamu jangan ngomong
seperti itu, Nin.. ini sudah kehendak Allah SWT. Sudah takdirnya nak Shesar
memiliki usia segitu.. kamu sabar sajaa… jangan kamu tangisi seperti ini,
kasihan Shesar di alamnya sana, jadi tidak tenang dia…sudah, hapus air mata kamu
itu, nak…” ibu Nina khawatir dengan tingkah Nina saat itu.
“Sheeesaaaarrr……jangan tinggalin
Ninaaa……..” teriaknya kian keras. Menggeliat ia seperti orang kerasukan saja.
Saat tiba di rumah sakit, tampak keluarga besar Shesar berkerumun mengelilingi
jenazah Shesar dalam peti. Nina turut menghambur diantara kerumunan itu.
Suasana duka terasa sekali saat itu.
“Shesarr, maafin Ninaa… kamu nggak seharusnya memberiku surprise yang bikin kamu jadi seperti
ini…” ucap Nina pada jenazah Shesar yang sudah putih memucat. Mama Shesar
memeluk Nina erat-erat mencoba menenangkan Nina yang masih terlihat shock.
Anggota keluarga yang lain mengangkat peti jenazah Shesar untuk dimasukan ke
dalam mobil ambulance dan segera menuju rumah duka.
Esok harinya, Nina segera bertolak ke Negeri
Sakura bersama kesedihan yang masih menggelayuti hatinya. (o・_・)ノ”(⌣_⌣’)
ƪ(‾ε‾)ʃ ƪ(ˇ▿ˇ)ʃ ƪ(‾ε‾“)ʃ ▹(ˇ⌣ˇ)◃ ƪ(˘ε˘")ʃ
Selama di Jepang, ia belajar tentang Manajemen,
Pendidikan, Kebudayaan, dan Pertanian.. Luar
biasa pikir Nina. Selama sebelas bulan ia di Jepang menyelesaikan kegiatan
belajarnya, ia kembali ke Indonesia dan menerapkan semua ilmu yang didapatnya
saat di Jepang. Berbagai undangan ia terima dan membuatnya harus keliling
Indonesia, singgah dari satu kota ke kota lainnya. Seperti artis sajaa (⌒˛⌒).
Pengalaman yang menakjubkan bagi Nina, mampu
menghapus segala rasa sedih yang mendalam sebelum ia berangkat ke Jepang
sebelas bulan yang lalu. Profesinya sebagai guru dikesampingkan terlebih
dahulu. Baru pada awal tahun 2006, Nina
mulai terjun kembali ke dunia mengajar dan masih menjadi Guru Tidak Tetap. Nina
juga mulai aktif kembali di Karang Taruna, bahkan ia juga menjadi penyiar radio
Komunitas dan menjadi penyiar idola pula. Pengabdian Nina selama ini mendapat
hadiah dari Bupati Jombang dengan mengangkatnya sebagai Pegawai Negeri Sipil di
tahun 2008.
Pesan dari dosennya dulu masih diterapkan
sampai sekarang dan membuat Bu Guru Nina beberapa kali terpilih menjadi guru
favorit di tempatnya mengajar. Setelah menjadi PNS dan mempunyai tabungan yang
cukup, Nina berencana untuk membangun sebuah taman baca yang di dalamnya
terdapat visi misi sosial, yakni MEMBUDAYAKAN GEMAR MEMBACA BAGI SIAPAPUN.
Wakil Bupati Jombang pun ikut berpartisipasi dengan menyumbangkan dana
pembangunan.
Pada tahun 2009, taman baca milik Nina sudah
bisa digunakan untuk siapapun. Bonus dari pembangunan taman baca tersebut Nina
mengikuti lomba karya tulis yang berkaitan dengan taman baca. Berkat usahanya,
Nina meraih Juara I tingkat Kabupaten, Juara I lagi di tingkat Provinsi dan
Juara IV di tingkat Nasional. Benar-benar prestasi yang luar biasa. Selain
usaha Nina yang dipersiapkan dengan matang, do’a sang ibu ternyata mengiringi
setiap langkah, usaha, dan pekerjaan Nina saat ini.
Karir Nina sebagai seorang guru kian meningkat
dan berjalan dengan baik. Nina mengerjakan semuanya tak harus ‘ngotot’ untuk
jadi begini dan begitu. Semuanya dilaksanakan dengan ikhlas. Kini ia mempunyai
semboyan untuk semangat hidupnya yaitu Kerja Keras, Kerja Cerdas, dan Kerja
Ikhlas. Sebenarnya, Nina memiliki semboyan yang lain seperti Muda Berkarya, Tua
Kaya Raya, Mati Masuk Surga. Dengan semua kerja kerasnya yang selalu berbuah
manis, ia merasa bisa membahagiakan orang tuanya, terutama ibunya yang telah
membuatnya menjadi ibu guru favorit dan segala macam do’a yang telah
dipanjatkan demi lancar dan suksesnya kiprah Nina sebgai seorang Ibu Guru Maura
Fairuz Ayu Nina. Dua sosok wanita yang patut dijadikan contoh serta diacungi
empat jempol untuk semua tindakan yang telah dilaksanakannya demi orang-orang
di sekitarnya dan yang disayanginya.
TAMAT AND THE END :D